Setelah ISLAM masuk ke wilayah kerajaan KUTAI di Kalimantan Timur, maka pada tahun 1874 M oleh Adji Sultan Muhammad Sulaiman atau Raja kutai Kartanegara ke-17 didirikan Masjid yang pertama di Tenggarong, persisinya berada disamping Istana Raja yakni Kraton Kesultanan KUTAI yang diberi nama MASJID JAMI HASANUDDIN dengan style / gaya Eropah.
Awal mulanya beliau membangun sebuah Mushola/langgar disekitar kraton, dan atas permintaan rakyatnya maka dibangun secara permanent dilingkungan istana sebuah masjid sebagai pengganti mushola tersebut.
Walaupun saat sekarang ini sudah lama berdiri masjid modern yang lebih besar disekitarnya atau berdekatan yakni diseberang kraton KUTAI yang baru bernama masjid Agung AM SULAIMAN, namun masjid ini tetap mempunyai jamaah yang fanatik sehingga setiap sholat fardu juga selalu ada jamaahnya terutama bagi para musafir yang senantiasa mampir untuk sholat fardu. Juga setiap waktu Sholat Jum’at senantiasa terisi penuh, demikian juga sholat Idul Fitri dan idul Adha selalu diselenggarakan oleh para Pengurusnya dan alhamdullilah jamaah juga cukup banyak.
Bentuk dan model bangunan dipengaruhi arsitektur EROPA, dan berbahan utama dari kayu (konstruksi, dinding, atap sirap, lantai). Walaupun demikian konsep masjid menggunakan konsep kerajaan islam turki diantaranya kubah berbentuk limas, Menara, lengkungan diatas pintu, dan jendela yang tinggi
Luas masjid berukuran 40 x 40 meter dengan 16 tiang utama.
Diujung kubah utama, terdapat sangkul masjid berbentuk khas dengan hiasan bulan sabit dan bintang berbhan tembaga, menurut cerita warga tenggarong, sangkul masjid adalah hadiah atau wakaf dari saudagar Inggris bernama A. Gray dan juga para pekerja sebagian pengrajin jati dai jepara serta para Arsitek dari wilayah Pulau JAWA.