eramuslim - Setiap jiwa pasti tergantung pada pertolongan Allah. Betapapun usaha yang dilakukan, bila Allah tidak mengizinkannya, maka usaha yang dilakukan itu hanya akan sia-sia. Mungkin kita pernah berfikir, kita telah berusaha keras, bekerja giat, senantiasa memohon pertolongan Allah dalam setiap sholat dan do'a-do'a yang kita lantunkan, namun nasib kita tetap seperti itu-itu saja, bahkan kita senantiasa terpuruk, usaha kita tidak berarti apa-apa, bahkan kita senantiasa terhina.
Dunia Islam menangis, meratapi kekerdilan jiwa kita, menyaksikan keangkuhan diri ini. Kenapa kita senantiasa menyalahkan Allah yang tak kunjung memberikan pertolongan, padahal kita tidak pernah berpegang pada petunjuk-Nya. Kenapa kita selalu bertanya kapan pertolongan itu tiba, sedangkan kita tidak bersatu dan bersimpul pada tali Islam. Kita selalu menuntut agar di dunia ini keinginan kita dipenuhi oleh Allah, tapi sedikitpun kita tidak pernah menunaikan kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba kepada-Nya.
Kita senantiasa meratapi nasib sebagai orang yang selalu miskin, gagal dalam berbisnis dan kuliah, karier mandek, prestasi anjlok. Namun pernahkah kita berfikir kalau iman kita tandus, hati kita gersang, pernahkah kita minta tolong kepada Allah agar Ia senantiasa menerangi qalbu ini dengan cahaya Allah yang tiada pernah pudar, agar Allah tidak membolak-balik hati kita kepada kekufuran setelah Ia berikan hidayah?
Ternyata kita hanya mementingkan diri sendiri, mau menang sendiri ketika kehancuran, ketika kegagalan, ketika bencana sedang melanda, ketika ujian sedang menimpa, kita ingat pada-Nya, kita meminta tolong pada-Nya. Ia terasa begitu dekat. Namun bila pertolongan itu tidak kita rasakan, kita berani-beraninya menanyakan “dimana pertolongan Allah? Seolah-olah Allah tidak pernah menolong kita. Namun jika sebaliknya yang terjadi, apakah kita ingat pada Allah, adakah kita ikuti perintah-Nya? Padahal kita tahu kalau bukan karena Allah kita tidak berarti apa-apa di dunia ini. Kita benar-benar tidak adil…
Walaupun kita tidak memenuhi hak-hak Allah, dan senantiasa berbuat maksiat kepada-Nya, bagi Allah itu tidak menjadi masalah, semua itu sedikitpun tidak akan mengurangi kekuasaan-Nya. Ia akan tetap mencurahkan Rahman dan Rahim-Nya kepada kita. Ia senantiasa akan memberikan pertolongan-Nya, sekali pun tidak diminta.
Janji Allah pasti benar, Ia telah menjanjikan kepada hamba-hamba-Nya keteguhan, kedudukan, dan pertolongan di muka bumi ini, namun pantaskah diri dan jiwa kita yang kerdil ini mendapat pertolongan, pembelaan dan keteguhan dari Allah? Sementara kita sendiri tidak menolong agama Allah, padahal Allah mengatakan “Barang siapa menolong agama Allah, maka Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhamad:7)
Pertolongan Allah sangat dekat bagi orang-orang yang mengikhlaskan diri menolong agama-Nya, orang-orang yang mengendalikan hawa nafsunya, orang-orang yang hatinya bersih, dan bagi orang-orang yang tidak mengikuti langkah syaitan. Sudahkah kita rasakan pertolongan Allah itu yang sesungguhnya amat sangat dekat dengan kita? (Yesi Elsandra)
0 komentar:
Posting Komentar